Akhlak, Karakter Dan Agama

Oleh Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)

“Untuk menarik orang-orang yang menarik, Anda harus menarik. Untuk menarik orang kuat, Anda harus kuat. Untuk menarik orang-orang berkomitmen, Anda harus berkomitmen” Jim Rohn.

Kata kata di atas bisa kita adaptasi dalam kata kata berikut. “Untuk menarik keselamatan dan keberkahan kita harus menjadi pribadi selamat dan berkah”. Ahaa, tentu tak mudah untuk meraih segala hal terbaik.

Dibutuhkan kesitimewaan untuk meraih sebuah keistimewaan. Sederhananya mari jadi pribadi terbaik dengan terus memperbaiki diri. Berkarakter dan berakhlak terbaik, maka kebaikan akan melekat pada diri.

Saya masih ingat pernah “mencubit” pemikiran almarhum Prof. Dr. KH. Dedy Ismatullah, M.Hum. Saya katakan “Masuk Surga itu bukan karena agama yang dianut melainkan karena karakter dan akhlak”.

Almarhum KH Dedy Ismatullah tak berkomentar, Ia hanya senyum dan tak menimpali komentar saya. Saya sengaja memancing Sang Kiyai agar saya dapat ilmu dari tanggapannya. Sayang Ia hanya senyum dan terdiam.

Sahabat pembaca, betapa pentingnya akhlak dan karakter terbaik yang kita miliki melebihi identitas agama yang kita anut. Mengapa demikian? Karena agama pun dihadirkan Tuhan untuk prioritas perbaikan akhlak dan karakter.

Banyak orang beragama karena keturunan, beragama karena pilihan atau merasa mendapatkan hidayah. Apa pun agama dan kepercayaan yang dianut, bila akhlak dan karakter bermasalah maka hidup akan bermasalah.

Tidak lah heran dunia pendidikan formal kita sangat menekankan akhlak dan karakter. Hal terpenting dari seorang manusia adalah akhlak dan karakternya, bukan agamanya.

Faktanya banyak orang dengan agama A, B, C dan D, tetapi hidupnya bermasalah. Namun orang yang akhlaknya baik, karakternya ok, hidup lebih baik dan sejahtera lahir batin.

Berkarakter, berakhlak dan beragama yang baik, sangatlah wow dan istimewa. Setidaknya bila kita bukan penganut agama yang baik, jadilah pribadi berkarakter dan berakhlak terbaik.

Agama itu bisa diwariskan dan diterima semua anak dari kedua orangtuanya. Namun karakter dan akhlak tak dapat diwariskan. Melainkan melalui proses tak mudah dan panjang, diantaranya melalui pendidikan dan pengalaman.

Mengapa akhlak dan karakter lebih penting dari agama yang diantut. Karena agama adalah jalan dan kepercayaan, hanya konsep. Sementara karakter dan akhlak baik yang melekat adalah buah dan implementasi kehidupan seseorang.

Begitu banyak orang beragama masuk penjara dan rumah sakit karena dosa dan kesalahan dirinya. Namun manusia manusia yang berakhlak baik dan berkarakter baik, hampir tidak ada yang masuk penjara dan rumah sakit.

Orang yang berkarakter dan berakhlak baik, hidupnya sangat sehat. Ia terhindar dari hidup yang tak sehat dan melanggar hukum. Kita? Kita bagaimana? Apakah kita penganut agama yang berkahlak baik dan berkarakter?

Jawabannya adalah : apakah kita sa’at ini sehat, bahagia dan sejahtera? Bila jawabannya sangat sehat, bahagia dan sejahtera, artinya kita penganut agama, berkarater dan berakhlak yang baik.

Akhlak dan karakter buruklah yang membuat hidup kita buruk. Bukan karena agama dan kepercayaan yang dianut. Agama dan kepercayaan hanyalah jalan, arah dan petunjuk.

Akhlak dan karakter Si Manusia lah yang menentukan bagaimana kita hidup di dunia. Bagaimana kita hidup di dunia akan terkoneksi dengan bagaimana kita hidup kelak “disana”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *